Langsung ke konten utama

Ungkapan

Sebuah kata terungkap,
Kata yang mungkin tak ingin aku ungkapkan.
Oh, tidak. Bukan.
Mungkin kata yang tak dapat aku ungkap dengan nyaman?

Sebuah kata yang terungkap ketika emosi hadir.
Ketika kegelisahan mendera hati.
Saat terdesaknya kata diambang pintu.

Aku mungkin tidak menyadari,
Kata yang ku sembunyikan dapat membuat senyum orang lain,
Atau bisa juga membuat tangis.
Aku bimbang akan hal itu?

Tidak.
Oh, jangan!
Jangan bimbang.
Dengarkan ungkapan hati.
Hey, dia ingin bebas.
Hati ini ingin bebas.
Aku mungkin mendesak hatiku sendiri untuk menyimpan segalanya.
Aku merasa nyaman?
Sungguh, nyaman akan hal itu?
Menyembunyikan segalanya dihati?
Tapi bagaimana hatiku?
Dia mungkin terluka akibat tumpukan hal yang aku simpan didalamnya.
Dengan paksa.

Sebuah kata terungkap,
Ketika hatiku sudah tak mampu lagi.
Tak mampu menyimpannya.
Menyimpan sesuatu yang menyakitkan.
Meski kadang disuatu malam, hal itu menjadi teman yang sangat manis.

'Aku merindukanmu'
Oh ayolah.
Jangan memaksa hati untuk tetap diam dan menangis sendirian.

Rindu?
Dia memang kadang menjadi penyemangat saat aku butuh dukungan.
Ketika tiada orang yang mau mendukungku dalam kesulitan,
Rindu adalah obat untuk menyemangati.

Benar.
Bahwa aku merindukanmu.
Terlalu dalam rindu yang aku simpan didalam hati.
Sampai, aku tak yakin akan mampukah aku mengungkapnya?

Aku tak perlu jawaban semacam 'aku merindukanmu juga'
Aku hanya ingin mengungkapkannya saja.
Semoga kamu lekas menghampiriku.
Semoga kamu mendengar teriakan hatiku yang hampir setiap malam.

Aku akan bertahan lebih lama lagi untukmu.
Kamu?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seharusnya Tidak Seperti Ini

Aku tidak berbohong, Ketika aku mengatakan tertarik padamu. Aku tidak menyangkal, Bahwa aku memikirkanmu. Tapi setelah terpikirkan kembali, Seharusnya tidak seperti ini. Sebagaimana mestinya, Hati dapat terbolak balik. Ketika matahari terbenam, Rinduku tidak ikut membenamkan diri. Seharusnya tidak seperti ini. Sebagaimana mestinya, Rasa ini terkadang berubah. Aku tidak lari. Aku tidak bersembunyi. Tapi apa yang terjadi? Saat Allah berkata jangan, Aku takkan melakukan. Aku berjaga. Aku turut diam. Bahkan ketika kamu menjauhkan diri, Meski rinduku menusuk hati, Aku tidak menuntutmu untuk berbalik. Aku tidak menyerah. Aku hanya pasrah karena Allah. Karena Allah tahu. Karena Allah sudah putuskan. Seharusnya tidak seperti ini. Dari awal angin berhembus menerbangkan dedaunan kering itu, Seharusnya aku tahu, Hatiku milikNya. Dan aku tidak pergi kearah kemana hatiku tidak mengarahkannya. Kini, tinggalah hatiku sendiri. Dan kamu, juga telah tertutup embun