Langsung ke konten utama

Jika

Jika setiap rindu dapat diutarakan dengan kata dan terlontar melalui sajak,
Berapa bait yang harus ku tulis demi meluapkan rindu padamu?

Jika kamu ingin aku menjadi seseorang yang kau sebut 'tipe ideal' mu,
Tidak cukupkah aku menjadi 'tipe ideal' mu hanya dengan bermodal doa semoga kamu bahagia?

Jika aku terus memikirkanmu seperti ini,
Bisa terjaminkah kamu akan menjadi milikku dan takkan berpaling dengan yang lain?

Jika aku terus mengganggumu setiap malam dengan doa - doa,
Maukah kamu menjadi imamku tanpa ada makmum lain selain aku dan anak kita nanti?

Kamu tahu?
Betapa lelahnya aku menunggumu disini.
Aku tak tahu kamu dimana, siapa.
Tapi aku merindukanmu?
Akankah kamu juga melakukan hal yang sama?

Berdiam diri tanpa menyentuh hati lain,
Hanya menunggu dan berdoa agar kamu lekas datang.
Menuangkan kata demi kata tentang rindu.
Ya, tentang rindu kita.

Jika aku ingin terus begini,
Hanya berserah pada Allah agar semua urusanmu cepat selesai.
Hanya mengadu pada Allah mengapa kau telat sekali?
Hanya merengek pada Allah setiap malam, bisakah dipercepat?

Jika aku terus begitu,
Maukah kamu memegang janjimu?
Untuk tetap menahan rindu.
Selesaikan segala urusan dan segera menemuiku.

Aku menunggumu diujung penantian.
Penantianku cukup lama.
Aku melihat matahari terbit dan terbenam,
Aku menyaksikan bulan datang bersama pasukan bintang,
Hanya seorang diri.
Kamu?
Semoga angin dapat menyampaikan serpihan rinduku padamu.

Hey, you know what?
Aku seperti ini, karena Allah menjanjikan dirimu lebih indah dari yang ku bayangkan jika aku mau menjadi indah untuk Allah.
Allah, tolong jaga hatiku seperti ini terus.
Sampai dia menjemput rinduku disini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seharusnya Tidak Seperti Ini

Aku tidak berbohong, Ketika aku mengatakan tertarik padamu. Aku tidak menyangkal, Bahwa aku memikirkanmu. Tapi setelah terpikirkan kembali, Seharusnya tidak seperti ini. Sebagaimana mestinya, Hati dapat terbolak balik. Ketika matahari terbenam, Rinduku tidak ikut membenamkan diri. Seharusnya tidak seperti ini. Sebagaimana mestinya, Rasa ini terkadang berubah. Aku tidak lari. Aku tidak bersembunyi. Tapi apa yang terjadi? Saat Allah berkata jangan, Aku takkan melakukan. Aku berjaga. Aku turut diam. Bahkan ketika kamu menjauhkan diri, Meski rinduku menusuk hati, Aku tidak menuntutmu untuk berbalik. Aku tidak menyerah. Aku hanya pasrah karena Allah. Karena Allah tahu. Karena Allah sudah putuskan. Seharusnya tidak seperti ini. Dari awal angin berhembus menerbangkan dedaunan kering itu, Seharusnya aku tahu, Hatiku milikNya. Dan aku tidak pergi kearah kemana hatiku tidak mengarahkannya. Kini, tinggalah hatiku sendiri. Dan kamu, juga telah tertutup embun