Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

#IMISSYOU

Aku kira, Seiring berputarnya waktu, Aku akan mampu melupakan. Aku kira, Dengan perpisahan, Aku sanggup melepaskan. Tapi kenyataannya sekarang, Aku semakin menahan hati. Aku mendorong diri. Aku menusuk rasaku sendiri. Tidak mungkin kembali. Sudah tak mungkin tuk bersama. Kita, ah tidak. Kamu dan aku, Bukanlah untuk bersama. Tidak untuk bersatu. Jika Allah menyatakan ini, Aku akan lalui. Meski perih menjerat hati, Aku merindukanmu tanpa diketahui. Hanya langit yang mendengar. Mendengar lenguhan hatiku memanggil namamu. Mengalirkan air mata tanpa basah dipipi.

Aku Takut

Setiap hari, Kamu mengetuk hati. Semakin hari, Hatiku terketuk. Setiap malam tiba, Rindu mulai membelenggu. Menakutkan. Setelah aku coba untuk membiasakan diri, Aku semakin takut. Aku takut padamu. Ya. Aku takut. Aku takut, Tak bisa mengontrol hatiku sendiri. Rindu yang merajuk, Memintaku untuk mengintip lebih dalam tentangmu. Rindu yang meronta, Memaksaku untuk terus berfikir tentangmu. Menakutkan. Rasa yang kini tlah hadir, Membuatku merindukanmu sepanjang waktu. Memikirkan dirimu tanpa lelah. Tapi saat aku tiba disuatu ruang waktu, Aku teringat, Manusia selalu berubah. Manusia kadang tak dapat bertahan dalam satu perahu selamanya. Menakutkan. Aku takut, Aku takut merindukanmu semakin dalam. Aku takut kamu berubah, Dan akhirnya, aku memalingkan wajah. Jodoh, sampai bertemu diwaktu yang tepat. Sampai nanti, tak ada yang perlu ku takutkan lagi. Saat ini, aku tinggal bersama orang tua angkat ku. Tepatnya, aku tinggal di pondok pesantren sekarang.

Seharusnya Tidak Seperti Ini

Aku tidak berbohong, Ketika aku mengatakan tertarik padamu. Aku tidak menyangkal, Bahwa aku memikirkanmu. Tapi setelah terpikirkan kembali, Seharusnya tidak seperti ini. Sebagaimana mestinya, Hati dapat terbolak balik. Ketika matahari terbenam, Rinduku tidak ikut membenamkan diri. Seharusnya tidak seperti ini. Sebagaimana mestinya, Rasa ini terkadang berubah. Aku tidak lari. Aku tidak bersembunyi. Tapi apa yang terjadi? Saat Allah berkata jangan, Aku takkan melakukan. Aku berjaga. Aku turut diam. Bahkan ketika kamu menjauhkan diri, Meski rinduku menusuk hati, Aku tidak menuntutmu untuk berbalik. Aku tidak menyerah. Aku hanya pasrah karena Allah. Karena Allah tahu. Karena Allah sudah putuskan. Seharusnya tidak seperti ini. Dari awal angin berhembus menerbangkan dedaunan kering itu, Seharusnya aku tahu, Hatiku milikNya. Dan aku tidak pergi kearah kemana hatiku tidak mengarahkannya. Kini, tinggalah hatiku sendiri. Dan kamu, juga telah tertutup embun

Ungkapan

Sebuah kata terungkap, Kata yang mungkin tak ingin aku ungkapkan. Oh, tidak. Bukan. Mungkin kata yang tak dapat aku ungkap dengan nyaman? Sebuah kata yang terungkap ketika emosi hadir. Ketika kegelisahan mendera hati. Saat terdesaknya kata diambang pintu. Aku mungkin tidak menyadari, Kata yang ku sembunyikan dapat membuat senyum orang lain, Atau bisa juga membuat tangis. Aku bimbang akan hal itu? Tidak. Oh, jangan! Jangan bimbang. Dengarkan ungkapan hati. Hey, dia ingin bebas. Hati ini ingin bebas. Aku mungkin mendesak hatiku sendiri untuk menyimpan segalanya. Aku merasa nyaman? Sungguh, nyaman akan hal itu? Menyembunyikan segalanya dihati? Tapi bagaimana hatiku? Dia mungkin terluka akibat tumpukan hal yang aku simpan didalamnya. Dengan paksa. Sebuah kata terungkap, Ketika hatiku sudah tak mampu lagi. Tak mampu menyimpannya. Menyimpan sesuatu yang menyakitkan. Meski kadang disuatu malam, hal itu menjadi teman yang sangat manis. ' Aku merindukanmu&