Langsung ke konten utama

Arti Dari Persahabatan



            Sebuah Pagi mengawali hariku yang pilu, ketika seseorang yang sudah ku anggap lebih dari sahabat, kini perlahan ia malah mulai menjauhiku ..  Berawal saat aku kenalkan Fany dengan Eza kekasihku , ia mulai menjauh dan bisa dikatakan ia seperti membenciku L saat Fany menjauhiku ,Eza pun bersikap agak canggung padaku, apakah mungkin karena fany.?? Namun jika memang benar Aku akan tetap menganggapnya sahabat terbaikku, J apalah arti seorang kekasih dibandingkan dengan persahabatanku, sahabatku jauh lebih berharga dibandingkan kekasih walaupun aku sangat mencintainya, toh jika Eza memang cinta sejatiku, suatu saat dia akan bersamaku, semua itu hanyalah rahasia Allah SWT.
            Pagi ini, saat aku hendak pergi kesekolah.. Fany satu mobil denganku ,
Aku menyapanya seperti biasa , “hai Fany, tumben berangkat pagi?” ,namun iya tak mau menoleh ke arah ku, bahkan sapaanku dia abaykan L . Tiba – tiba di tengah perjalanan aku dan fany, hujan turun.. “aduuh.. kok hujan sih, aku gak bawa payung lagiL sial banget” ucap Fany .lalu setelah sampai di depan sekolah ku tawarkan payungku , “Fan, aku bawa payung, nih kamu pakai .. aku tak mau kamu jatuh sakit, tapi jika kamu menolaknya, berarti kamu sudah tak menganggapku sebagai sahabatmu lagi...” lalu Fany pun berfikir sejenak, dan ia menerima tawaranku “ok, tapi .. kamu juga ikut bersamaku, dan aku akan ceritakan sesuatu padamu asal kau mau berjanji kau akan memaafkanku dan tak membenciku”. Akupun tak mengerti apa yang ia katakan ,”maksudmu fan?” tanyaku, tanpa menjawab pertanyaanku Fany langsung menarik tanganku dan membawaku ke sebuah tempat, dimana tempat itu penuh dengan foto kenanganku bersamanya , “apa maksudmu membawaku kemari Fan?, dan apa itu?” ,tanyaku ketika Fany mengeluarkan sebuah buku Dairy , “Baca, semua pertanyaanmu tentang sikapku padamu akhir – akhir ini akan terjawab dengan kamu membaca buku itu” ucapnya lalu berlalu.
            Dengan penasaran saat jam istirahat aku pergi ke perpustakaan dan mulai membaca buku yang Fany berikan, di dalam buku itu ada foto Fany bersama Eza dan dibawahnya tertulis “FOREVER” seketika hatiku terkejut, batinku terasa ingin menjerit, apa maksudnya ini? Mengapa sahabatku sendiri bersanding dengan kekasihku?? L, setelah 5 menit aku sudah membaca setengah dari buku dairy itu, kini aku mengerti .. kenapa Fany berubah L ternyata Eza adalah kekasihnya sejak mereka SMP, karena Eza itu Playboy .. Eza memacariku tanpa tahu siapa aku dan siapa Fany dihidupku.. Aku benar – benar tak menyangka L perasaanku kacau, sedih, sakit, dan merasa bersalah pada Fany, aku tak tahu apa yang harus ku lakukan, aku mencintai Eza tapi aku juga sayang Fany sahabat karibku L
            5 menit kemudian Fany dan Eza datang menemuiku, seketika aku langsung menghapus air mataku , aku tak ingin mereka tahu bahwa aku menangis L
“Giska, aku minta maaf” ucap Eza dihadapan aku dan Fany,
“aku tahu aku salah, tapi jujur aku lebih menyayangimu dibanding Fany, aku sudah membicarakan ini dengan Fany, bahwa selama ini aku tak mencintainya , jika memang aku mencintai Fany ,mungkin aku tak akan memacarimu” lanjut nya.
“Giska, maafkan aku.. yang ada dalam buku Dairy itu memang benar adanya, aku telah bersama Eza dari kelas 2 SMP hingga saat ini, dan kenapa akhir – akhir ini aku menjauh darimu? Mungkin kau sudah tahu apa jawabanku, aku tahu hatimu sakit dan tak mungkin mau merelakan Eza untukku, namn karena rasa sayangku padamu , aku relakan Eza untukmu .. Demi melihat kau bahagia, aku relakan semuanya...” sambung Fany.
“Eza.. seharusnya kau bicarakan ini padaku lebih awal, agar aku tak seperti orang bodoh diantara kalian, karena hanya aku saja yang tak tahu apa – apa , aku memang mencintaimu,, tapi jika mencintaimu harus melukai sahabat ku , maaf aku tak bisa meneruskan hubungan ini,” jawabku pada Eza
“Fany aku tahu kamu.. Aku tahu percis bagaimana kamu mencintainya dari buku ini.. semuanya sudah jelas sekali bahwa kau tak mungkin membiarkan dia pergi.. Fany.. aku tak bisa bersama eza. Biarkan aku sendiri yang merasa sakt, aku akan menc]jadi lebih sakit jika melihatmu bersedih” jawabku pada Fany.
“lantas bagaimana denganmu Za? Apakah kau mau terus bersamaku?” tanya Fany pada Eza
“aku tak mungkin bersamamu , karena aku tak lagi menyayangimu.. tapi aku tak mungkin juga dengan Giska jika kau terluka..” jawab Eza
“sudah, bagaimanapun juga, aku tak akan meneruskan hubungan ini, aku lebih memilih Persahabatanku dibanding kamu Za, dari pada aku harus egois dengan tetap bersama Eza namun sahabatku terluka, aku lebih memilih kita bersahabat saja” sambungku..
“ya sudah kalau memang itu mau mu gis,” jawab Eza.
“oke, sekarang kita bertiga sahabatJ tanpa ada yang terluka, tanpa menakiti orang lain” lanjut Fany sembari memegang tanganku dan Eza J
            Dan kita bertigapun bersahabat sampai kita semua lulus SMA dan kuliah,
Kini aku sadar, betapa pentingnya persahabatan dibandingkan cinta. Semua hancur karena cinta, sekarang aku tak ingin persahabatan ku hancur untuk kedua kalinya hanya karena cinta. Lebih baik aku bersama sahabat dan fokus untuk belajar dari pada aku harus berebut pacar dengan sahabat ku sendiri jika memang saatnya tlah tiba, cinta sejati itu akan datang dengan sendirinya tanpa merusak sesuatu apapun yang sudah terjalin dengan halus.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seharusnya Tidak Seperti Ini

Aku tidak berbohong, Ketika aku mengatakan tertarik padamu. Aku tidak menyangkal, Bahwa aku memikirkanmu. Tapi setelah terpikirkan kembali, Seharusnya tidak seperti ini. Sebagaimana mestinya, Hati dapat terbolak balik. Ketika matahari terbenam, Rinduku tidak ikut membenamkan diri. Seharusnya tidak seperti ini. Sebagaimana mestinya, Rasa ini terkadang berubah. Aku tidak lari. Aku tidak bersembunyi. Tapi apa yang terjadi? Saat Allah berkata jangan, Aku takkan melakukan. Aku berjaga. Aku turut diam. Bahkan ketika kamu menjauhkan diri, Meski rinduku menusuk hati, Aku tidak menuntutmu untuk berbalik. Aku tidak menyerah. Aku hanya pasrah karena Allah. Karena Allah tahu. Karena Allah sudah putuskan. Seharusnya tidak seperti ini. Dari awal angin berhembus menerbangkan dedaunan kering itu, Seharusnya aku tahu, Hatiku milikNya. Dan aku tidak pergi kearah kemana hatiku tidak mengarahkannya. Kini, tinggalah hatiku sendiri. Dan kamu, juga telah tertutup embun