Langsung ke konten utama

Pangeran Cinta

Merona pipiku,
Saat kau tatap mataku,
Senyuman manis itu memang benar memikat,
Ku coba sembunyikan wajahku,
Kau buat ku salah tingkah.

Tak bisa ku pungkiri,
Aku membutuhkanmu, menginginkanmu, mencintaimu!
Tuhan,
Bawa dia untukku!
Untuk menjadi malaikatku,
Untuk jadi alasan dibalik senyumku,
Dia adalah alasanku untuk tetap bernafas,
Karenanya aku masih disini,
Dan karenanya aku bahagia,

Aku suka dia!
Dia yang membuatku gila,
Dia yang membuatku rapuh,
Saat melihatnya dengan yg lain.
Tuhan,
Izinkan aku memilikinya!
Walau untuk beberapa menit saja!

Tuhan.
Aku ingin katakan padanya!
Aku ingin katakan cinta!
Tapi aku tak kuasa.
Karena aku tau,
Dia takkan membalas cintaku.
Tolong! Baca dan pahami kata yang ku lontarkan lewat tatapan mataku!

Andai kau dapat memahami bahasa tubuhku,
Andai kau dapat mengerti isyarat yang selalu ku berikan untukmu,
Andai kau mengerti perasaanku!
Aku menyayangimu!
Aku mencintaimu!

Kau harus tau, hanya kaulah yang ada dihati.


Karya :
Delvi Sulistin Monawati & Adhia Maharani

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seharusnya Tidak Seperti Ini

Aku tidak berbohong, Ketika aku mengatakan tertarik padamu. Aku tidak menyangkal, Bahwa aku memikirkanmu. Tapi setelah terpikirkan kembali, Seharusnya tidak seperti ini. Sebagaimana mestinya, Hati dapat terbolak balik. Ketika matahari terbenam, Rinduku tidak ikut membenamkan diri. Seharusnya tidak seperti ini. Sebagaimana mestinya, Rasa ini terkadang berubah. Aku tidak lari. Aku tidak bersembunyi. Tapi apa yang terjadi? Saat Allah berkata jangan, Aku takkan melakukan. Aku berjaga. Aku turut diam. Bahkan ketika kamu menjauhkan diri, Meski rinduku menusuk hati, Aku tidak menuntutmu untuk berbalik. Aku tidak menyerah. Aku hanya pasrah karena Allah. Karena Allah tahu. Karena Allah sudah putuskan. Seharusnya tidak seperti ini. Dari awal angin berhembus menerbangkan dedaunan kering itu, Seharusnya aku tahu, Hatiku milikNya. Dan aku tidak pergi kearah kemana hatiku tidak mengarahkannya. Kini, tinggalah hatiku sendiri. Dan kamu, juga telah tertutup embun